Bepupur adalah salah satu prosesi dalam rangkaian acara pernikahan adat Suku Tidung yang berasal dari Kalimantan Utara. Bepupur biasanya dilakukan oleh calon pengantin pria dan juga wanita pada malam hari menjelang hari pernikahan baik dirumah pengantin wanita maupun dirumah pengantin pria. Bepupur memiliki arti mengoleskan pupur atau bedak ke tubuh.

Pupur yang telah dibuat dioleskan ke wajah dan sekujur tubuh calon pengantin oleh orang tua, tetua, atau orang yang dituakan baik sepuh pria maupun sepuh wanita. Pupur yang dioleskan kepada calon pengantin dibuat sendiri oleh keluarga atau kerabat calon pengantin menggunakan tepung beras, daun pandan, dan santan. Tepung beras melambangkan energi yang didapat dari tumbuhan, pandan meberi keharuman, dan santan menjadi penyatu dan pelengkap.

Bepupur mengandung makna membersihkan diri sebelum membangun bahtera rumah tangga dengan harapan untuk kedepannya dijauhkan dari segala hal negatif yang dapat mengganggu ketentraman rumah tangga dan juga diharapkan agar rumah tangga pasangan selalu diberi berkah dan nikmat kasih sayang. Bepupur juga merupakan gambaran dari kebersihan jiwa dan berpikir positif.

Prosesi bepupur biasanya dilakukan pada malam hari karena umumnya masyarakat bekerja pada siang hari. Sebelum prosesi bepupur dilakukan, biasanya dibuka dengan tarian jepen yang diikuti oleh saudara dan kerabat sebagai bentuk suka cita. Lalu selanjutnya adalah acara bepupur yang diiringi dengan kesenian hadrah dan doa-doa.

Dalam prosesi bepupur dilakukan pertukaran pupur, keluarga calon mempelai wanita pada malam bepupur akan mengantarkan pupur ke kediaman keluarga mempelai pria untuk dioleskankan ke sekujur tubuh mempelai pria, keluarga mempelai wanita juga sekaligus mengikuti acara bepupur pada kediaman mempelai pria hingga selesai. Setelah selesai, keluarga mempelai pria akan mengantarkan keluarga mempelai wanita dan membawa pupur yang sudah disiapkan keluarga mempelai pria untuk dioleskan ke seluruh tubuh mempelai wanita.

Terdapat perbedaan antara prosesi bepupur pada mempelai pria dan wanita. Pada prosesi pengolesan pupur keseluruh tubuh mempelai pria disaksikan oleh seluruh keluarga dan kerabat di tempat terbuka dan diiringi dengan tarian dan hadrah, sedangkan pengolesan pupur pada mempelai wanita dilakukan secara tertutup dan tidak diringi hadrah.

Saat pengolesan pupur pada mempelai wanita, dilakukan di ruangan tertutup atau kamar dan hanya diiringi dengan doa-doa oleh setiap orang yang mengolesan pupur. hanya sedikit orang yang dapat melihat secara langsung dikarenakan mempelai wanita hanya menggunakan selembar kain untuk menutupi tubuh. Setelah seluruh prosesi bepupur selesai, masing-masing calon pengantin akan beristirahat dan mempersiapkan diri untuk melaksanakan akad nikah pada keesokan harinya. 
Back to Top