Bagi sebagian besar orang, fotografi dianggap sebagai hal yang remeh, walaupun dianggap remeh dan mudah, nyatanya fotografi memiliki beberapa aspek penting yang harus dipahami. Sesuai namanya, fotografi memiliki arti seni melukis cahaya, yang berarti pencahayaan merupakan salah satu aspek paling penting dalam fotografi.
Fotografi juga merupakan sebuah seni menggabungkan antara kreativitas dan juga teknis, yang digunakan untuk menangkap atau menghasilkan gambar yang memukau dengan mengelola pencahayaan. Pengelolaan cahaya dan segitiga exposure memiliki peran penting dalam mengabadikan sebuah gambar.
Untuk menciptakan sebuah atmosfer, memberi detail, dan memberi dimensi pada hasil foto, pengaturan cahaya menjadi hal yang perlu diperhatikan sebelum menangkap sebuah gambar. Perlu memperhatikkan arah cahaya dan objek yang akan difoto untuk menghasilkan foto yang bagus.
Ada beberapa pencahayaan yang digunakan dalam fotografi, yang pertama adalah cahaya alami matahari, dengan menggunakan pencahayaan alami, foto yang dihasilkan akan memiliki warna yang khas dan memiliki sorotan dan bayangan yang menarik. Selain cahaya matahari, biasanya juga digunakan cahaya buatan seperti lampu, flash, hingga api dalam menangkap sebuah foto, dibandingkan dengan cahaya matahari, cahaya buatan memiliki waktu yang fleksibel bisa digunakan kapan saja tanpa waktu khusus seperti cahaya matahari.
Dalam pencahayaan juga harus memperhatikan penempatan cahaya, karena perbedaan pada penempatan cahaya akan menghasilkansuasanayang berbeda. Dalam setiap penempatan arah sumber cahaya juga akan mempengaruhi tampilan foto yang akan dihasilkan, contohnya ketika menempatkan cahaya pada samping objek, maka akan memberikan dimensi pada foto, sedangkan menempatkan cahaya dari arah depan objek maka akan memberikan kejelasan detail pada foto. Ada aspek penting yang perlu diketahui untuk mengatur pencahayaa, yaitu segitiga exposure.
Segitiga exposure adalah sebuah konsep dasar yang terdiri dari tiga elemen utama yaitu ISO, aperture, dan shutter speed. Memahami dan mengelola ketiganya adalah keterampilan yang diperlukan untuk mencapai eksposur yang tepat. berikut ini adalah penjelasan tentang masing-masing komponen segitiga exposure.
1. ISO: Mengukur sensitivitas sensor kamera terhadap cahaya. Nilai ISO yang tinggi dapat digunakan dalam kondisi pencahayaan rendah, tetapi juga dapat meningkatkan tingkat noise pada foto.
2. Aperture: Mengontrol seberapa besar bukaan lensa kamera. Aperture yang besar memungkinkan lebih banyak cahaya masuk dan menghasilkan kedalaman bidang yang rendah atau mempersempit jarak fokus, sementara aperture kecil memberikan kedalaman bidang yang lebih besar dan memperluas jarak fokus. Aperture dalam sebuah kamera dilambangkan dengan huruf f, semakin besar bukaan lensa maka semakin kecil angka disamping huruf f, contoh f yang memiliki bukaan lebar adalah f1.2 dan f yang memiliki bukaan sempit adalah f11
3. Shutter Speed: Menentukan seberapa lama sensor kamera terbuka. Shutter speed yang cepat dapat menghasilkan gambar yang tajam untuk objek bergerak, sedangkan shutter speed yang lambat dapat digunakan untuk menciptakan efek gerakan atau jejak cahaya. semakin cepat shutter speed maka semakin sedikit cahaya yang masuk, sedangkan semakin lambat shutter speed maka semakin banyak cahaya yang masuk.
Pencahayaan dan segitiga exposure adalah dasar dari seni fotografi. Fotografer yang memahami dan menguasai konsep-konsep ini dapat mengubah momen sederhana menjadi karya seni yang memukau. Ketika fotografer terus bereksperimen dengan elemen-elemen yang terdapat dalam fotografi, maka fotografer tersebut pasti memiliki gaya fotografi sendiri dengan menciptakan foto yang unik.